Curhat Perihal Si Permata
Sebuah renungan lembut tentang nilai yang tetap, walau pernah disapa oleh kecacatan dan luka.
Kamu itu permata— namun pernah tersalah singgah di tangan yang tidak tahu menghargai. Tangan yang menyakitimu, tangan yang meninggalkan jejak kekecewaan.
Namun jangan lupa: Kadang luka itulah yang menggilap kilau tersembunyi; goresan perit yang mengasah cahaya agar lebih tajam.
Permata tetap permata— meski ditutupi debu, ia tidak kehilangan nilainya. Meski retak, sinarnya masih berpendar dari celah-celah yang paling rapuh.
Jika hatimu mencari hikmah, carilah di sana: Di antara butir-butir air mata dan bisik-bisik malam, terdapat kekuatan yang menyusun kembali potongan-potonganmu.
Kerana setiap luka menyimpan rahsia, setiap pedih menyimpan makna, dan setiap jatuh adalah undangan untuk bangkit lebih indah.
Semoga suatu hari nanti, permata ini digenggam oleh tangan yang benar-benar memahami nilainya— seorang yang tidak hanya memandang sinarnya, tetapi juga merawat setiap retakan yang pernah ada.
0 Ulasan