Salam Jumaat
Ya Allah, jika langkah kami tersalah, kembalikan ia ke jalan-Mu.
Moga pagi ini turun dengan tenang, membawa damai ke jiwa kami, membuka ruang lega di hati yang seminggu ini mungkin banyak memikul diam.
Hari ini kami duduk sejenak — bukan untuk lari dari tugas atau tanggungjawab, tetapi untuk memberi salam kepada jiwa yang sering terabai dalam rutinnya sendiri.
Di sebalik kebisingan dunia, ada ruang kecil di mana nafas menjadi cara paling jujur untuk berinteraksi dengan Tuhan. Kami belajar membaca sunyi sebagai doa; bukan sepi yang memusnahkan, tetapi sepi yang mengajar cara untuk bertanya lagi, berharap lagi.
Seminggu berlalu dengan kerja, rindu, dan kadang-kadang kata yang tidak sampai. Ada hari kami kuat, ada hari kami rapuh — dan semuanya wajar. Kerana kekuatan bukan hanya pada yang tidak pernah jatuh, melainkan pada yang selalu memilih untuk bangun, walau berjuta kali terluka.
Semoga Allah lapangkan segala yang sempit.
Semoga Dia tenangkan yang kusut.
Semoga Dia kuatkan yang rapuh — hanya Dia mengetahui bagaimana kami bertahan selama ini.
"Kami masih ada. Kami masih bernafas. Allah masih menjaga."
Ada sesuatu tentang Jumaat yang membuat hati kami mahu berhenti dan memeriksa kembali niat. Bukan setiap hari mudah untuk mengakui bahawa ada lelah. Tetapi di dalam pengakuan itu lah ada ruang untuk perbaiki, untuk memohon, untuk bersyukur atas sedikit yang masih tersisa.
Jika hari ini ada beban yang berat kami pikul — kami mohon agar ia diringankan.
Jika ada keliru yang membelenggu — semoga kepastian diberikan.
Jika ada doa yang lama kami simpan — semoga hari ini dipeluk oleh rahmat yang tak disangka.
Kami tahu: bukan semua luka kelihatan. Banyak yang disimpan dalam senyuman, tersirat dalam diam, berderai ketika lampu padam. Dan kami percaya, ada hikmah dalam setiap tembok yang kami daki. Hikmah itu terkadang lembut — datang sebagai ketenangan selepas tangisan, atau kata penguat yang muncul dari tempat paling senyap dalam hati.
Kepada sahabat yang membaca: jangan malu untuk mengaku: "Hari ini aku lelah." Pengakuan itu bukan tanda kalah. Ia permulaan doa yang jujur. Kami akan memegang tangan kalian dalam kata-kata ini: kita tidak sendirian.
Dan bila kita rasa lemah, mari kita ingat — Allah melihat setiap usaha kecil. Dia menghitung setiap tarikan nafas yang kita gunakan untuk menahan. Tidak ada yang sia-sia di sisi-Nya.
Salam Jumaat ini kami hadiahkan kepada hati-hati yang sedang berusaha: yang merajut kembali harapan, yang merawat bekas luka perlahan-lahan, yang masih percaya pada kebaikan kecil. Biarkan hari ini jadi ruang kecil untuk beristirahat, bukan untuk menyerah.
Akhir kata, kami belajar untuk diberi ruang — ruang untuk menangis, ruang untuk diam, ruang untuk sembuh. Semoga setiap ruang itu diisi dengan rahmat dan doa yang tidak putus.
Semoga setiap langkah kami hari ini diberkati, dan cahaya yang kecil itu bertambah terang dalam perjalanan yang panjang.
Salam Jumaat, dari kami — untuk kami, untuk kalian, untuk segala yang masih disandarkan kepada harapan.
0 Ulasan