Ada rindu yang tak perlu dijelaskan…
cukup ia hadir dalam diam, dan air mata jadi bahasanya.
Dua tiga hari ini,
rindu itu datang perlahan,
menjengah celah kenangan
yang tak pernah benar-benar pergi.
Terbayang senyuman…
yang pernah jadi tenang,
yang pernah jadi tempat pulang
walau hanya dalam hati.
Bubur nasi… mueh…
bukan sekadar makanan,
tapi lambang kasih
yang selalu hadir saat badan lemah dan jiwa runtuh.
Nasi lemak telur rebus…
ringkas, tapi penuh makna.
Seperti hidup yang kau lalui —
tak mewah, tapi kau tetap bertahan.
Bila selera tak seperti dulu,
itu bukan tanda lemah,
itu tanda tubuh dan jiwa sedang belajar
untuk sembuh perlahan-lahan.
Kenangan memang tak pernah hilang…
dan ingatan tak pernah putus…
tapi percayalah —
bukan semua kenangan datang untuk menyakitkan,
ada yang datang cuma untuk mengingatkan:
kau pernah disayangi,
dan kau masih layak untuk disayangi.
Dan kalau rindu itu terlalu berat malam ini…
tak apa.
Biarkan ia jatuh bersama air mata.
Esok, kau masih bernapas.
Dan itu pun satu bentuk kemenangan.
0 Ulasan