Allah Ta’ala mengisyaratkan tentang mahluk pertama yang diciptakan, sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an,
وَهُوَ الَّذِي خَلَق السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاء لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً
“Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa dan adalah arsy-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya.“ (QS. Hud : 7).
Ayat di atas, menyebutkan sebelum penciptaan langit dan bumi, ternyata ada mahluk yang sudah diciptakan Allah Ta’ala, yakni ‘arsy dan air.
Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
كَانَ اللَّهُ وَلَمْ يَكُنْ شَيْءٌ غَيْرُهُ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ وَكَتَبَ فِي الذِّكْرِ كُلَّ شَيْءٍ وَخَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ
“Dialah Allah yang tidak ada sesuatupun selain Dia, sedangkan ‘arsy-Nya di atas air, lalu Dia menulis di dalam adz-Dzikir segala sesuatu (yang akan terjadi,) lalu Dia menciptakan langit dan bumi.” (HR. Bukhari).
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab juga menjelaskan,
إشارة إلى أن الماء والعرش كانا مبدأ هذا العالم لكونهما خلقا قبل السماوات والأرض ولم يكن تحت العرش إذ ذاك إِلا الماء
“Perkataan (وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ) memberikan isyarat bahwa air dan arsy, keduanya adalah mahluk pemula dari alam ini, karena penciptaan keduanya sebelum langit dan bumi dan pada waktu itu tidak ada di bawah Arsy kecuali air.” (Ushul Iman, hal. 85).
Uniknya, ada hadits yang menegaskan bahwa air adalah mahluk Allah yang paling pertama diciptakan. Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَنَّ الْمَاءَ خُلِقَ قَبْلَ الْعَرْشِ
“Sesungguhnya air diciptakan sebelum ‘arsy” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).
Namun, bagaimana dengan hadits lain yang menyebutkan bahwa al-qalam (pena) adalah mahluk yang pertama diciptakan?
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ أَوَّلُ مَا خَلَقَ اللَّهُ تبارك وتعالى الْقَلَمُ ثُمَّ قَالَ لَهُ اكْتُبْ قَالَ وَمَا أَكْتُبُ قَالَ فَاكْتُبْ مَا يَكُوْنُ وَ ِمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى أَنْ تَقُوْمَ السَّاعَةُ
Dari Ubadah bin as-Shamit, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda, ‘Mahluk yang pertama kali Allah ciptakan adalah al-qalam (pena), lalu Dia berkata kepada pena tersebut, ‘Tulislah.’ Pena berkata, ‘Apa yang aku tulis?’ Allah berkata, ‘Tulislah apa yang akan terjadi dan apa yang telah terjadi hingga hari Kiamat.” (HR. Ahmad).
Ulama memang berbeda pendapat tentang awal mula mahluk yang diciptakan, tapi setidaknya berkisar antara air, ‘arsy dan pena. Sementara itu, Al-Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani mengompromikan hadits-hadits di atas.
مَعْنَاهُ أَنَّهُ خَلَقَ الْمَاء سَابِقًا , ثُمَّ خَلَقَ الْعَرْش عَلَى الْمَاء، وَقَدْ وَقَعَ فِي قِصَّة نَافِع بْن زَيْد الْحِمْيَرِيّ بِلَفْظِ: ” كَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ خَلَقَ الْقَلَمَ فَقَالَ: اُكْتُبْ مَا هُوَ كَائِن، ثُمَّ خَلَقَ السَّمَوَات وَالْأَرْض وَمَا فِيهِنَّ ” , فَصَرَّحَ بِتَرْتِيبِ الْمَخْلُوقَات بَعْد الْمَاء وَالْعَرْش , وَأَمَّا مَا رَوَاهُ أَحْمَد وَالتِّرْمِذِيّ مِنْ حَدِيث عُبَادَةَ بْن الصَّامِت مَرْفُوعًا ” أَوَّل مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَم، ثُمَّ قَالَ اُكْتُبْ، فَجَرَى بِمَا هُوَ كَائِن إِلَى يَوْم الْقِيَامَة ” فَيُجْمَع بَيْنه وَبَيْن مَا قَبْله بِأَنَّ أَوَّلِيَّة الْقَلَم بِالنِّسْبَةِ إِلَى مَا عَدَا الْمَاء وَالْعَرْش , أَوْ بِالنِّسْبَةِ إِلَى مَا مِنْهُ صَدَرَ مِنْ الْكِتَابَة، أَيْ أَنَّهُ قِيلَ لَهُ اُكْتُبْ أَوَّل مَا خُلِقَ
“Maknanya, Allah menciptakan air terlebih dahulu, lalu menciptakan ‘arsy di atas air. Dalam kisah Nafi’ bin Zaid Al-Himyari dengan lafadz “Singgasana-Nya terletak di atas Air, baru kemudian Dia menciptakan Al-Qalam (pena takdir). Lalu Allah berkata : “Tulislah segala yang akan terjadi!”.
Lalu Allah menciptakan Langit dan Bumi beserta segala isinya. Di sini disebutkan secara gamblang urutan penciptaan para makhluk setelah air dan Arsy. Adapun apa yang diriwayatkan oleh Ahmad, At-Tirmidzi dan selain keduanya dari hadis yang diriwayatkan oleh Ubadah bin Ash-Shamit secara marfu’:
“Pertama kali Allah menciptakan pena takdir (al-qalam). Kemudian Allah berkata : “Tulislah segala yang akan terjadi sampai hari kiamat!”.
Maka hadits ini harus dikompromikan dengan hadits sebelumnya, bahwa yang dimaksud “Pena merupakan makhluk pertama kali” di sini, disandarkan kepada selain air dan ‘arsy. Atau, disandarkan kepada penulisan yang akan muncul darinya. Artinya, sesungguhnya dikatakan kepadanya (Al-Qalam) : “Tulislah (makhluk) apa yang akan diciptakan pertama kali”. (Fathul Bari : 6/289).
Dengan demikian, Al-Imam Ibnu Hajar menguatkan pendapat bahwa mahluk yang pertama kali Allah ciptakan adalah air, kemudian ‘arsy dan al-qalam (pena).
Bagaimana Air Terbentuk?
Air sebagaimana dibahas sebelumnya, merupakan mahluk yang pertama kali diciptakan. Lantas, bagaimana air ini terbentuk?
Allah Ta’ala berfirman,
وَأَنزَلْنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۢ بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّٰهُ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ وَإِنَّا عَلَىٰ ذَهَابٍۭ بِهِۦ لَقَٰدِرُونَ
“Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.” (QS. Al-Mu’minun Ayat 18).
Pada umumnya para ulama menafsirkan bahwa air yang turun dari langit adalah air hujan. Namun, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, maka semakin diketahui hikmah kauniyah dari ayat di atas.
Menurut ilmu pengetahuan, air merupakan kumpulan molekul-molekul yang tersusun dari dua atom Hidrogen dan satu atom oksigen (H2O). Oleh karena itu untuk membahas penciptaan air tidak bisa terlepas dari penciptaan unsur-unsur (atom) penyusunnya. Sedangkan membahas pembentukan (penciptaan) atom tidak akan terlepas dari proses terbentuknya alam semesta.
Berdasarkan teori kejadian alam semesta, air, atau paling tidak unsur-unsur pembentuknya memang terjadi pertama kali di langit. Pada awal masa penciptaan semesta. Ketika itu materi utama pengisi alam semesta adalah hidrogen. Hidrogen berasal dari kata hydro (bahasa Yunani, berarti air) dan gen (berarti asal). Sedangkan hidrogen memang unsur pembentuk air.
Ketika bintang mulai terbentuk, di sebelah luarnya terbentuk pula badai debu dan gas. Air dijumpai sebagai awan antarbintang (interstellar cloud) di galaksi kita. Air mungkin dijumpai pula di galaksi lain dalam jumlah yang berlimpah, karena oksigen dan hidrogen termasuk unsur-unsur yang paling banyak jumlahnya di alam semesta. Awan antarbintang biasanya terkumpul menjadi nebula surya (solar nebulae) atau tata surya seperti matahari kita. Pada daerah tata surya kita air banyak didapati di luar bumi, tetapi pada umumnya dijumpai dalam bentuk gas atau es. Sedangkan dalam bentuk cair, air praktis hanya dijumpai di bumi.
Dengan demikian, ayat di atas semakin membuktikan Al-Qur’an bersesuaian dengan temuan-temuan terbaru tentang terbentuknya air.
0 comments:
Catat Ulasan
Segala komen adalah hak dan tanggungjawab anda sendiri!!!
All comments are your own right and responsibility.!!!